Cinta
Awalnya terasa manis
Terasa sangat indah
Sampai terasa sangat
tulus
Bahkan ada anggapan
seperti “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”
Tidak ramai
Tidak indah
Dan terasa hampa
Mungkin anggapan itu
benar..
Tetapi tak selamanya anggapan
itu benar.
Seperti roda
kehidupan yang terus berputar, terkadang kita merasa sangat cukup, sangat
nyaman, sampai tak rela untuk berubah posisi menjadi 180 derajat dari keadaan
semula. Semua cara dilakukan untuk mempertahankan posisi. Namun jika takdir
berkata lain, kita hanyalah seperti air yang dilewati arus deras yang hanya
bisa mengikutinya sampai tujuan terakhir. Saat kita berada dibawah, mungkin
semuanya akan berubah. Mulai dari cara hidup sampai teman hidup. Style yang
tadinya “wow” kini berubah menjadi “low”. Begitu juga dengan teman. Teman yang
tadinya selalu berada disamping kita mungkin akan berubah menjadi kenangan yang
seharusnya dihilangkan. Pada saat inilah manusia akan diuji. Apakah ia akan
tetap bersyukur atas hari ini atau malah menyesali karena tengah berada
dibawah.
Seperti itu juga
dengan cinta, tak selamanya cinta itu terasa manis seperti gulali. Terkadang
terasa hambar bahkan terasa pahit seperti kopi. Saat cinta terasa manis, maka
manfaatkanlah cinta itu agar tidak berubah menjadi hambar. Pada masa hambar,
cinta akan dilanda dengan kebimbangan. Ingin maju tetapi ragu, ingin mundur
tetapi sudah terlanjur cinta. Saat sudah mantap dengan pilihan, masa hambar
akan berubah menjadi masa yang akan “bersemi” atau malah “gugur”. Jika kamu
memilih untuk maju, maka cinta itu akan kembali bersemi menjadi lautan gulali
tanpa semut yang mengerubunginya. Namun sebaliknya, jika kamu memilih untuk
pergi, cinta itu akan gugur, bisa dibilang layu. Seperti bunga yang sudah layu,
terlihat pucat, kering, dan seharusnya ditempatkan pada kotak sampah.
Sama halnya dengan
jalan raya. Tak selamanya jalan itu akan mulus kedepannya, banyak lika-liku
yang berada diatasnya. Seperti turunan, tanjakan, berlubang, atau tikungan
tajam. Namun jika si pengendara berhati-hati maka keselamatan yang ia dapat,
sebaliknya jika ia mengendarainya dengan penuh amarah dan sangat kencang.
Kemungkinan ia beresiko sakit karena realitanya jalan tidak semulus wajah para
bidadari. Mungkin saja ia terjatuh karena lubang yang tertutup oleh air atau
jalanan yang licin.
Cinta itu seperti
pendirian
Tergantung kita yang
punya pendirian atau tidak
Jika pendirian kita
kukuh, kita tak akan tergoyahkan oleh apapun
Tetapi tidak untuk
orang yang tidak memiliki pendirian. Ia mudah tergiur dengan yang baru dan
meninggalkan yang lama. Ia telah membuang bongkahan berlian demi sebiji jagung
yang baru ia temui.
Kunci hatimu untuknya
yang telah mengunci hatimu pula
Mantapkanlah hatimu
kepadanya yang telah memberimu kepastian
Jangan terlalu
tergesa-gesa untuk mengunci sebelum ada kepastian yang datang
Jangan terbawa
perasaan hanya karena “ge-er”
So, it’s taste of
love..
Sometime the taste is
sweet, very sweet even.
But sometime the taste change into bitter,
And it was very painful~